We Want JUSTICE

KAMTRI

Kamis, 24 Desember 2009

Presiden Pertama di Dunia Yang Menolak Digaji !




FERNANDO LUGO MENDEZ bukan konglomerat atau politisi bergelimang uang. Mantan uskup ini hanya pekerja sosial yang kere. Tapi sungguh tak disangka, penganut sosialisme yang mendalami ajaran Pancasila ini malah menolak mendapat gaji selaku Presiden Paraguay, yang diumumkannya pada malam sebelum pelantikannya Keputusan Lugo ini adalah keajaiban terbesar di dunia politik, sepanjang sejarah demokrasi di jagat raya ini. Sendirian dia melawan arus besaryang berlaku di semua negara, termasuk di AS, di mana jabatan presiden memberikan privilese serta kesempatan memperkaya diri dan kelompok.

Keputusan Lugo yang mencengangkan itu disambut gembira oleh ribuan pendukungnya. Namun, Presiden Ekuador Rafael Correa mengingatkan dengan cemas,”BegituLugo mulai mengubah berbagai hal, serangan akan dimulai.” Serangan dimaksud bakal berasal dari kalangan kapitalis, termasuk kekuatan politikyang berkiblat ke AS.


Bukanlah kebetulan jika semua pemimpin sosialis Amerika Latin hadir dalam acara pelantikan Fernando Lugo, yang berlangsung sederhana di ibukota Asuncion.. Mereka dipersatukan oleh semangat anti-Amerika Serikat, atau setidak-tidaknya berani melawan dan mengatakan TIDAK terhadap negara adi kuasa itu. Sebaliknya negara-negara yang dipimpin para politisi konservatif yang pro Amerika, yaitu Meksiko, Kolumbia, Peru, hanya mengirim utusan.

Para presiden beraliran sosialis yang hadir dalam pelantikan “presiden kaum miskin” itu antara lain Hugo Chavez dari Venezuela, Luiz Inacio Lula da Silva (Brasil), Cristina Kirchner (Argentina), Michelle Bachelet (Cili), Evo Morales (Bolivia), dan Rafael Correa (Ekuador). Kehadiran mereka membuat acara pelantikan tersebut menjadi semacam perayaan kebangkitan sosialisme gaya baru di bumiAmerika Latin.

Fernando Lugo, 56 tahun, memenangkan pemilu presiden Paraguay pada April lalu. Sebelumnya dia bekerja sebagai uskup Katolik di wilayah-wilayah miskin negara yang bertetangga dengan Brasil, Argentina, dan Bolivia itu. Dia mendapat izin cuti sementara dari Vatikan, memenangkan pemilu, dan menjadi uskup pertama di duniayang berhasil memenangkan pemilihan presiden.

Gaji presiden Paraguay lebih kecil dibanding gaji anggota DPR-RI

TAHUKAH Anda berapa gaji seorang presiden di Paraguay ?

Menurut kantor berita Associated Press, gaji presiden Paraguay adalah sebesar 4.000 dolar AS atau sekitar Rp.37 juta per bulan. Sangat kecil dibandingkan gaji anggota DPR-RI, yaitu sebesar Rp.49 juta per bulan. Dan makin kecil lagi dibandingkan gaji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekitar Rp.150 juta per bulan.

Dengan menolak mendapat gaji, pengagum pemikiran Bung Karno ini akan benar-benar menjadi relawan di tampuk kekuasaan Paraguay. Lugo akan menjadi satu-satunya pimpinan negara di dunia yang murni volunteer alias bekerja tanpa mendapat upah. Luar biasa!

Memang, dia naik ke puncak kekuasaan di negara itu, berkat dukungan kaum miskin, terutama para petani tanpa tanah dan serikat buruh. Mungkin keputusannya itu adalah wujud solidaritas paling nyata kepada kalangan miskin,yang mencapai 35,6 persen dari total populasi.

Tindakan mulia Fernando Lugo ini cocok betul dengan semboyan kampanye Sutrisno Bachir : karena hidup adalah perbuatan. Sekarang giliran Sutrisno dan para pemimpin Indonesia lainnya untuk mencontoh tindakan nyataLugo : karena hidup adalah perbuatan nyata !

Hidup adalah melayani…

Sabtu, 12 Desember 2009

People Power Dan Mahasiswa




People Power Dan Mahasiswa

“ Korupsi diIndonesia Telah membuat Negeri yang Kaya raya ini miskin !!!  Century Gate membuat kita sadar bahwa perlawanan terhadap KORUPSI semakin panjang, ini adalah Tugas Kita sebagai mahasiswa untuk mengawal kasus ini sampai Tuntas….. Jangan berhenti seperti Kasus BLBI I dan BLBI II. Kita siap Mengorbankan darah dan Air mata untuk memberantas Korupsi di Indonesia “ Terdengar dari suara yang keluar dari Toa di Mobil Komando Kesatuan Aksi Mahasiswa Trisakti.

9 Desember 2009 merupakan suatu momentum merayakan Hari Anti Korupsi Sedunia. Sebelumnya President dan jajaran pemerintahanya mengungkapkan bahwa “ aksi 9 Desember  akan ditunggangi oleh muatan politik praktis dalam merebut kekuasaan SBY dan berpotensi Anarkhis, masyarakat diminta hati – hati dengan aksi tanggal 9 Desember nanti “

Hari Anti Korupsi sedunia telah kita lewati bersama dan Alhamdullilah, apa yang dikhawatirkan Aksi anarkhis tidak ada bahkan aksi tersebut digolngkan aksi damai dengan massa sekitar puluhan ribu orang.

People Power untuk sementara memenangi perjuangan anti korupsi. ( Kompas 12 Des ) Ini merupakan bukti kongkrit bahwasanya rakyat sudah muak atas dagelan-dagelan politik dan hukum di Indonesia, dari mulai Kriminalisasi Pimpinan KPK Chandra dan Bibit, Kasus Prita dengan RS. Omi International sampai skandal Kasus Bank Century telah memacu adrenalin Rakyat untuk mendesak para elit – elit politik membenahi system yang telah bobrok.

People Power tidak boleh diabaikan begitu saja, Terbukti beberapa kali Rakyat bergerak pasti akan terjadi perubahan yang masif dibangsa kita, namun kita harus berekstra hati – hati bahwa people power sering kali ditunggangi oleh elit-elit politik haus kekuasaan yang biasa memancing di air keruh, contohnya pada Peristiwa Malari dan Mei 1998.

Aktifis 1998 Jiem Loman dalam sebuah diskusi tentang Century mengatakan ” Kawal kasus Century ini sampai Tuntas, maka revolusi bangsa akan terjadi ”

Sebagai agent of change dan social control serta garda terdepan dalam Perubahan, maka mahasiswa dituntut untuk lebih peka lagi terhadap gejolak-gejolak yang terjadi ditanah air, kawal People Power agar menjadi suatu kekuatan berdasarkan Nurani yang bersih, awasi kasus Century sampai ke akar – akarnya. Maka Sudah bisa ditebak Esok hari People Power pasti akan menang.

Hidup Rakyat Indonesia, Hidup Mahasiswa Indonesia....

Fnd